Aztilus Printing

Sabtu, 09 Mei 2015

Perbedaan kaos polos lokal dan import

Perbedaan kaos polos lokal dan import
Disini kita akan menjelaskan perbedaan antara kaos polos lokal dan import. bahan yang sering dipakai untuk pembuatan kaos adalah bahan cotton/katun. Cotton memang banyak jenisnya namun dari karakteristik yang melekat. Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat kapas. Terdapat jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE.Cara mudah membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar, akan menjadi abu, dan jalannya api lambat.

Keunggulan bahan cotton:
1. Tidak kisut apabila dicuci
2. Tidak luntur untuk bahan berwarna
3. Mudah disablon
4. Menyerap keringat.
5. Tidak berbulu

Kelemahan bahan cotton:
1. Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
2. Mudah kusut
3. Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
4. Rentan terhadap jamur

Contoh bahan cotton / katun













Jenis-jenis bahan katun:
1. Katun Jepang
katun jepang umumnya adalah istilah untuk jenis bahan yang terbuat dari combed 100% full cotton, jadi apabila ada yang mengkategorikan bahan cvc adalah bahan katun jepang sebenarnya itu salah. Bagi orang awam yang pertama kali memegang bahan cvc mungkin agak sulit membedakan dengan bahan full katun, tapi akan terasa perbedaannya ketika sudah menjadi sebuah lembaran bedsheet dan digunakan. Umumnya bahan cvc adalah produksi dari tekstil merk lokal, jadi jangan kaget kalau banyak menemukan motif yang biasa ada di bahan katun jepang import di copy di bahan jenis cvc dengan harga lebih murah.
Jenis katun jepang yang full katun sendiri ada bermacam2 , ada yang pabrikan lokal, ada pula yang imported. Dan Tidak Selalu Katun Jepang mempunyai tekstur mengkilat/ shiny . 100% Combed Cotton yang shiny disebut katun sateen. dimana cotton jenis ini telah menggunakan teknik finishing tambahan yang dinamakan 'sateen weave'
Perlu di ingat bahwa sateen bukanlah satin. Banyak orang salah pengertian tentang sateen, Meskipun dua kata tersebut terdengar serupa tapi tidak sama, Sateen adalah suatu proses tambahan dengan menempatkan benang lebih di setiap per inci persegi pada permukaan pintalan benang 100% katun. Sehingga menghasilkan linen berkualitas dengan tekstur yang lembut dan mengkilap. Sedangkan satin sendiri lebih merupakan pintalan serat kain yang bisa terdiri dari nilon, sutra, atau gabungan keduanya.
Sekilas sama seperti kain katun biasa pada umumnya, tetapi jika diperhatikan ada beberapa ciri khusus, yaitu : dibagian sisi ujung bahan terdapat tulisan “japan design” dan atau terdapat kode warna pada kain tersebut. Daya serap keringat bagus. Harga lebih mahal dari kain katun biasa, permukaan kain lebih halus. warna lebih awet dan tahan lama. Sering dan cocok digunakan untuk blouse wanita.

2. Katun Paris Motif
Sebetulnya katun Paris hampir sama dengan katun Jepang dalam hal :memiliki kode warna pada kain, daya serap keringat bagus, harga relatif lebih mahal, warna dan permukaan kain sama dengan katun Jepang. Perbedaaanya adalah kain katun Paris lebih tipis dibanding katun Jepang. Biasa digunakan untuk blouse wanita.

3. Katun Paris polos
Katun jenis ini sebenarnya hampir sama dengan katun biasa, hanya saja lebih tipis. Harganya sendiri hampir sama dengan katun biasa, dan katun ini tidak ada kode warna di kainnya. Sering digunakan untuk blouse wanita dan bahan kerudung.

4. Katun Silk/India/Zada
Katun jenis ini ada 2 jenis yaitu yang tipis dan tebal. Ciri-ciri kain katun ini adalah : permukaan kain lebih mengkilap, harga sedikit lebih mahal diatas katun biasa, namun tidak semahal katun Jepang, daya serap keringat paling rendah, warna kilapnya awet meskipun sering dicuci.

5. Katun Minyak
Kain katun ini sama seperti katun lainnya cuma permukaannya terkesan berminyak (kilapnya lain dengan katun silk). Harga sama dengan katun biasa, daya serap keringat lumayan, kilap akan berkurang setelah beberapa kali pencucian.

6. Katun biasa
Motifnya macam-macam : polos, garis, kotak, bunga atau abstrak. Harga relatif lebih murah, tidak ada ciri khusus seperti kode warna, daya serap keringat sedang s/d bagus, tergantung prosentasi bahan katunnya. Warnanya awet meskipun masih dibawah katun Jepang.

7. Katun Kombed /Cotton Combed
Adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan finishing disisir (combed) dengan tujuan agar serat-serat kapas halus dapat dipisahkan sehingga kain yang dihasilkan lebih halus dan tidak berbulu (serat Benang lebih halus, hasil rajutan dan penampilan lebih rata). Kain katun kombed tersedia dalam dua ukuran yaitu 20s dan 30s.
Kain jenis ini biasa digunakan untuk bahan kaos distro-distro bandung.
Katun Kombed 20s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 20s.
Katun Kombed 30s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 30s.
Kain katun kombed 20s lebih tebal daripada 30s. Sehingga kain katun 30s lebih lemas daripada kain katun 20s.

8. Katun Karded /Cotton Carded
Kaos polos dari bahan cotton ini dibedakan menjadi dua yaitu cotton combed dan cotton carded. Perbedaan keduanya hanya pada proses pembuatanya dimana Cotton Combed melalui suatu proses “penyisiran” (bahasa inggris: combed) sehingga permukaannya lebih halus dibandingkan cotton carded. Jadi usahakan memilih cotton combed untuk mendapatkan kaos polos kualitas yang prima.
Berbeda dengan kain katun kombed, kain katun karded tidak disisir pada proses finishing pembuatannya. Oleh karena itu masih terdapat serat-serat kapas halus yang tersisa (serat Benang kurang halus, hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata). Tetapi meskipun begitu kain katun karded memiliki keunggulan harga yang lebih murah dibandingkan kain katun kombed.Umumnya bhn ini digunakan u kaos dg target pasar kelas menengah krn lbh murah.Mskpn memiliki tekstur krng halus ttp tetap nyaman dipakai krn terbuat dr 100% serat kapas alami. Kaos ini cukup menyerap keringat dan tdk panas.
Pada kain katun karded hanya terdapat ukuran 20s,24s,dll berdasarkan jenis benang yg digunakan.
Perbedaan antara kain katun kombed dan karded yang ada di pasaran adalah kain katun kombed lebih tebal daripada kain katun karded.

9. Teteron Cotton / TC
Bahan kaos ini dari jenis serat campuran,yaitu dari Cotton Combed 35% dan Polyester (Teteron) 65%, dg karateristik : kurang menyerap keringat dan agak panas, lebih tahan kusut dan tdk melar meskipun dicuci berkali kali, bila dibakar menghasilkan abu dan arang. Bahan ini biasa digunakan untuk sprei, hem dan celana.

10. Cotton Viscose /CVC
Bahan kaos ini juga dari jenis serat campuran, yaitu blending/campuran dari Cotton Combed 55% & Viscose 45%, dg karakteristik : tingkat shrinkage (susut pola) lebih kecil dari Cotton, dan bahan ini termasuk menyerap keringat.

11. Gildan
Gildan merupakan perseroan clothing. Setiap kaos yang diproduksi oleh Gildan telah menjalani tahapan Quality Control yang lumayan ketat . Ada banyak kaos gildan yang diproduksi, diantaranya adalah kaos polos gildan, ada juga kaos polos gildan tangan panjang, kaos polos gildan berkerah , sweater gildan, dll. Untuk macam bahan kaos polos gildan yaitu Gildan ultra cotton, Gildan soft style, Gildan preminum cotton, dll.

Kelebihan kaos import:
Mutu bahan dan cara pembuatannya menjalani tahapan control yang bagus , sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Sangat bagus untuk print DTG dan sablon Manual

Kelemahan kaos import:
Varian warna dan model tidak banyak
Karena ketatnya peraturan bea cukai dan impor barang maka supply tidak stabil.
Harga relative lebih mahal
Ukuran standarnya lebih besar untuk rata-rata orang asia.
Pada dasarnya bahan kaos polos yang digunakan adalah sama saja. Baik dari produk lokal maupun kaos polos impor.

Kaos Polos Import "Gildan"










Keunggulan kaos polos lokal:
Pilihan warna dan model banyak.
Supply lebih stabil karena diproduksi oleh konveksi yang ada di Indonesia.
Harga relative lebih murah.
Ukuran standar asia.

Kelemahan kaos polos lokal:
Kualitas produksi tidak stabil jika dibandingkan kaos impor. Namun demikian semakin lama semakin membaik dan bisa bersaing.


Kaos Polos Lokal